Pages

Senin, 20 Maret 2017

Permasalahan Ekosistem Pantai Berpasir Tanjung Jumlai Kabupaten Penajam Paser Utara

Menurut Suprihayono (2007) wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Pengertian wilayah pesisir menurut kesepakatan terakhir internasional adalah merupakan wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua (continental shelf) (Dahuri, dkk, 2001). Pada ekosistem pesisir tersebut dibagi dua jenis yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Pada ekosistem alami terdapat di wilayah pesisir antara lain adalah terumbu karang (coral reefs), hutan mangrove, padang lamun Sedangkan ekosistem buatan antara lain berupa tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata (Dahuri, Rais, Ginting dan Sitepu, 2004).
Pada essay ini akan dibahas terkait ekosistem pesisir alami yakni permasalahan yang ada pada ekosistem pantai tanjung jumlai di Kabupaten Penajam Paser Utara, sebelumnya definisi pantai adalah batas antara wilayah yang bersifat daratan dengan wilayah yang bersifat lautan. Dimana daerah daratan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Sedangkan daerah lautan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaanlaut dimulai dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya (Triadmodjo,1999).
Seperti yang di sebutkan pada website resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, Pantai Tanjung Jumlai mempunyai lebar 100 sampai 150 meter dengan bentangan gari pantai sepanjang 15 kilometer membujur dari Kelurahan Tanjung Tengah, Saloloang, Kampung Baru dan Pejala, Kecamatn Penajam.
Kawasan pantai ini terkenal karena eksotis panoramanya, yang didukung pasir kwarsa kasar yang ada di kawasan itu, sehingga dasar laut dapat terlihat jelas. Bahkan ahli geologi laut dari sebuah Yayasan Pesisir yang pernah menangani kawasan ini menyebutkan, keindahannya sangat jarang ditemui di pantai lain di wilayah perairan Indonesia. Dikawasan ini juga tersedia beberapa hectare arealnya sebagai tempat hiking (Perkemahan) dengan panorama alam lautnya, tetapi itu beberapa tahun yang lalu. Nyatanya sekarang pantai tanjung jumlai sudah tidak seindah itu,
Pantai tanjung sekarang memiliki kondisi yang buruk dalam segi keindahan maupun segi fasilitas umum. Kurangnya perhatian pemerintah dan juga kesadaran pengunjung memuat lingkungan pantai menjadi kotor, banyak sampah – sampah plastic yang bisa kita jumpai di sepanjang pantai, belum lagi ketika hari – hari libur, tentunya akan sangat banyak sampah yang di hasilkan di pantai tanjung jumlai ini, dikarenakan jumlah pengunjung yang sangat ramai, di tambah juga wisata pantai tanjung jumlai ini tidak memeiliki petugas kebersihan yang bertanggung jawab akan kebersihan pantai tersebut, di tambah juga dengan minimnya fasilitas persampahan yang ada di kawasan tersebut, hanya sedikit tempat sampah yang di miliki kawasan wisata tanjung jumlai yang bisa di bilang sangat kurang jumlah tempat sampahnya karena selain jumlah pengunjung yang sangat ramai dikunjungi apabila hari – hari libur sekolah dan nasional.
Abrasi adalah proses dimana terjadi pengikisan pantai yang disebabkan oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi atau kata lain biasa disebut erosi pantai. Kerusakan garis pantai tersebut dikarenakan terganggunya keseimbangan alam daerah dipantai tersebut. Dan meski Abrasi dapat disebabkan oleh gejala alami tapi manusia lah yang dijadikan sebagai penyebab utama terjadinya abrasi. Abrasi ini dapat terjadi kerena beberapa faktor antara lain, faktor alam, faktor manusia. Akibat dari abrasi ini akan menyebabkan pantai menggetarkan batuan ataupun tanah dipinggir pantai sehingga lama-kelamaan akan berpisah dengan daratan dan akan mengalami abrasi pantai. Proses terjadi Abrasi yaitu pada saat angin yang bergerak dilaut menimbulkan arus serta gelombang mengarah ke pantai, sehingga apabila proses ini berlangsung lama akan mengikis pinggir pantai.

Pantai tanjung jumlai sudah mengalami abrasi, pastinya akan semakin bertambah luas jika tidak segera ditangani oleh pemerintah, salah satu pencegahan abrasi tersebut bisa menggunakan cara penanaman pohon mangrove, atau dalam arti lain hutan mangrove, atau juga bisa di buat ombak, akan tetapi dana yang di butuhkan sangatlah mahal. Tetapi sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk mengelola sumber daya alamnya dengan sebaik mungkin, karena merupakan sebuah asset yang harus di jaga oleh pemerintah, pariwisata juga apabila di kelola dengan baik bisa menjadi tambahan pendapatan ekonomi daerah yang jumlahnya cukup besar di lihat dari jumlah pengunjung yang ada.